Diilhami dari kisah pengalaman pribadi
semoga menjadi bahan pelajaran bagi kita semua
Julio sedang seksama mengawasi tukang dan kenek yang sedang mengerjakan bangunan kios miliknya. Julio sudah merasa yakin kios ini nanti yang akan bakal menjadi penopang hidup keluarga kecilnya. Setelah phk, Julio kehilangan mata pencaharian satu-satunya. Dan masih terbayang euphoria kegaduhan dalam perjuangan dirinya dan teman-temannya sesama buruh selama 4 bulan untuk menuntut hak atas pesangon. Dan syukurlah 4 bulan tersebut dapat dilewati dengan tegang dan berbuah win win solution bagi kedua belah pihak, antara pengusaha, serikat buruh bersama anggotanya. Sebenarnya dia belum merasa yakin, apakah dirinya mampu menjadi seorang wiraswatawan, karena selama 13 tahun dirinya menjadi buruh sebuah pabrik, yang tentunya jalan pikir dan pola pikirnya, tentu berbeda dengan seorang pengusaha . Namun dukungan istrinya , Sheila dan orang tuanya di kampung menguatkan tekad dan semangatnya untuk tidak menyerah pada keadaan dan tidak boleh patah semangat. Setelah berdiskusi panjang dengan istrinya dan mendapatkan masukan-masukan dari mertua dan orang tuanya, juga mendapatkan cerita sukses seseorang dari Oomnya, ditambah aroma magic yang ditanam Mario iparnya yang punya “indra keenam”, Julio memutuskan berdagang alat-alat elektronik. Kebetulan mertuanya menyarankan dan mengijinkan dia dan istrinya, memakai kamar belakang rumah mertuanya sebagai tempat usahanya. Karena posisi rumah mertuanya yang strategis, di pinggir jalan dan dekat sekolah, diantara kampung dan 2 (dua) kompleks perumahan kelas menengah, maka hal tersebut menjadikan semangat dan tekadnya semakin kuat.
Di tempat lain disebuah kantor pengacara, Mario sang iparnya, dan teman-temannya sedang berdiskusi dengan seorang pengacara. Mereka sedang membicarakan masalah serius, sehubungan tuntutan pesangon atas phk yang menimpa mereka. Mereka meminta pesangon kepada perusahan jasa outsourcing, yang selama ini merekrut mereka . Sebenarnya oleh perusahaan jasa outsourcing tersebut, mereka akan diberikan uang kerohiman ala kadanya. Tapi mungkin, Mario dan teman-temannya tidak menerima dan menolak. Mereka lebih memilih jalur hukum dalam menuntut pesangon? Maka, dipercayakan urusan tersebut kepada seorang pengacara, yang katanya masih saudara dari salah satu temannya itu.
Hari demi hari berlalu, bulan demi bulan berjalan, hingga tidak terasa telah menginjak tahun kedua. Julio sedikit demi sedikit mengumpulkan selembar demi selembar rupiah. Disimpannya rapi dan dicatatnya rapi. Namun, karena barang yang ia jual adalah barang slow moving alias perputaran lambat, maka mungkin lambat pula Julio mengumpulkan uangnya. Dan masih kalah dengan cepatnya perputaran kebutuhan hidup keluarganya sehari-hari. Uang pesangonnyapun lambat laun mulai terkikis sedikit demi sedikit, untuk menomboki dan menutupi kebutuhan hidup keluarganya sehari-hari.
Di tempat lain, Mario dan istrinya Shelma tersenyum kecut dan getir, anaknya sering sakit. Sedang pemasukan tetap tiap bulan tidak ada dan pengeluaran jalan terus. Biaya sewa flat tiap bulan harus bayar, buat makan tiap hari harus dikeluarkan, buat rokok dan semua itu uang darimana? Enak ya, selalu terucap dari mulut mereka berdua, Julio dan Sheila, uang pesangonnya masih banyak, kalau didepositokan di bank, uangnya tidak akan pernah habis dimakan. Andaikan uang kita sebanyak uangnya Julio dan Sheila, kita tidak pusing, tidak bingung dan tidak kerepotan dengan pengeluaran buat kebutuhan hidup sehari-hari. Mengharap pesangon dan memperjuangkan pesangon dari perusahaan jasa outsourcing, seperti mengharap pepesan kosong. Dan sepertinya tidak mungkin! Andai dulu uang kerohiman diambil! Tapi nasi sudah jadi bubur, hanya penyesalanlah yang sering terucap!
Mereka tidak menyadari, bahwa sebenarnya, Julio dan Sheila juga sedang pusing memikirkan keadaan ekonominya. Mereka berdua masih sibuk melamar-lamar pekerjaan, berharap mendapatkan pekerjaan yang bisa memberikan penghidupan yang lebih baik dari yang sedang mereka jalani sekarang . Hingga tempat panggilan test pekerjaan yang jauh mereka datangi, hal ini mereka lakukan untuk memperbaiki keadaan ekonomi mereka! Dan dalam hati yang terdalam, Julio ingin mengakhiri usaha yang telah dijalaninya. Namun istrinya selalu berkata, jalani dulu disini. Tapi entah sampai kapan seperti ini? Terkadang niatnya untuk mengakhiri usahanya kuat, namun terkadang dirinya tiada keberanian, tiada kekuatan dan tiada kepercayaan diri untuk memulai usaha baru dan memulai di tempat yang baru. Dan Oomnya sendiri, akhirnya pernah memberikan saran, sebaiknya kamu pindah tempat usaha dari rumah mertuamu, karena tempat usahamu ibaratnya menyatu dengan dapur mertuamu dan kamu merupakan bagian dari anggota keluarga mertuamu, maka hasil usahamu bisa diibaratkan hanya habis buat makan dan tak bisa lebih. Dan apakah aroma magic yang ditanam Mario iparnya, di depan kiosnya ketika dulu pertama kali memulai usaha, sudah sedemikian kuatnya, hingga membuat dirinya seakan-akan tidak berdaya. Oh tidak, aku tidak mau menyerah….aku harus yakin kepada Sang Tuhan dan aku harus kembali kepada-Nya. Aku harus lawan aroma magic itu! Aku harus berkeyakinan bukan aroma magic itu, yang menghalangi langkahku untuk maju dan berubah. Yang harus aku lawan adalah diriku sendiri! Jangan malas dan harus teguh berjuang!
Hari ini Mario dapat pekerjaan. Terkadang seminggu bisa menganggur dan terkadang pula seminggu pula dapat pekerjaan. Begitulah Mario, bekerja serabutan, bekerja apa adanya. Shelma selalu masam dan mengeluh dengan keadaannya. Keluhannya selalu ia sampaikan kepada orang tuanya, membuat orang tuanya selalu kasihan dan iba. Tapi bukankah dia sudah dewasa dan berkeluarga! Jalan pikiran dan pola pikir Shelma dan suaminya Mario sama, karena sama-sama anak bungsu, selalu ingin dibantu oleh orang tua dan saudara-saudaranya. Secara umur dan fisik mereka berdua sudah dewasa, tapi secara sifat terkadang jauh dari dewasa. Sebenarnya, Mario punya keahlian di bidang elektrikal dan sebenarnya pula kalau dia mau sedikit gigih, dia bisa melamar-lamar pekerjaan. Tidak seperti sekarang ini, hanya mengandalkan pekerjaan dari orang-orang yang membutuhkan jasanya atau pekerjaan-pekerjaan yang diberikan oleh saudara-saudaranya. Apakah karena dia penduduk asli sehingga kurang gigih? Tetapi, Julio meski bukan orang asli kampung itu, ternyata belum gigih juga? Bingung khan…
Ada satu hal yang selalu membuat Julio gusar, dia selalu kehilangan uang. Padahal ia sudah rapi menyimpan uangnya. Sebenarnya kecurigaannya dari dulu sudah mengarah pada seseorang, yakni orang terdekat. Tetapi istrinya selalu mengatakan bukan dan tidak mungkin. Istrinya lebih percaya pada makhluk halus yang dinamakan tuyul. Tapi manakah mungkin, “seorang tuyul” bisa menarik dan mengambil uang sekaligus 25 lembar dua puluh ribuan rupiah atau mungkin 50 lembar uang sepuluh ribuan rupiah. Peristiwa itu terjadi ketika Mario menyampaikan niatnya kepada Julio abang iparnya, bahwa ia mau pinjam uang 1.000.000 rupiah buat biaya pindah kontrakan. Oleh Julio dijawab kalau uang sebesar itu tidak ada, dan hanya diberikan pinjaman separuhnya yakni 500.000 rupiah. Dibulan yang sama, seminggu setelah memberikan pinjaman kepada saudara iparnya tersebut, Julio harus kehilangan uang sebesar 200.000 rupiah. Dan selang 20 hari kemudian dia harus merelakan uang 500.000 rupiah hilang. Dia bingung seolah tak percaya! Dan berawal dari kejadian itu dia sudah menduga, Si Mario dan Si Shelma adalah pelakunya. Tapi Julio tidak punya bukti dan dia tidak bisa sembarang menuduh. Saat itu pula diceritakan kejadian ini kepada istrinya dan kemudian oleh istrinya diceritakan kembali kepada mertuanya. Dan anehnya, oleh mertuanya disarankan untuk menanyakan kepada Mario, karena Mario punya “kelebihan bisa menerawang dan menelisik bak seorang paranormal”. Aneh dan lucu, Mario mengatakan bahwa yang mengambil uang 500.000 rupiah milik Julio dan Sheila, seorang tuyul yang berwajah seram berwujud seperti manusia?!? Dalam hati, Julio belum yakin, antara percaya dan tidak percaya, tapi tidak berani bersuara membantah. Istrinya Si Sheila bertambah yakin , demikian mertua Julio. Mario berhasil mengibuli dan mengelabuhi kakak iparnya dan mertuanya dengan penuh keyakinan akal bulusnya!
Hari terus berlalu, kejadian kehilangan uang seolah menghantui diri Julio dan Sheila. Tapi kalau tuyul yang mengambil, pasti dia rajin mengambil uang milik orang lain, mungkin bisa tiap hari, mungkin bisa tiap minggu dan mungkin bisa tiap bulan. Tapi tuyul yang satu ini, yang katanya berwajah seram dan berwujud seperti manusia rekaan Mario, hanya mengambil uang Julio disaat dia tidak ada di rumah dan saat dia tidak menjaga kiosnya. Dan Mario di bantu Shelmapun semakin sering mencuci otak si Sheila kakak iparnya, dan mertuanya bahwa tak lain dan tak bukan, si tuyul adalah tersangka utama, yang selama ini mengambil uang Julio dan Sheila. Diapun dengan kepandaian akal bulusnya, melakukan manipulasi dan rekayasa, seakan-akan menuduh Gomez dan Da Silva, tetangga Julio, mempunyai tuyul dan memelihara tuyul. Dengan disertai berbagai alasan-alasan yang tak masuk diakal, untuk menguatkan argumentasinya tentang makhluk halus yang bernama tuyul.
Kecurigaan Julio sebenarnya beralasan, Mario tidak mempunyai pekerjaan tetap, istrinya si Shelma selalu mengeluh keadaan ekonominya kepada orang tuanya. Ada hal yang menyesakkan dadanya, uang tabungan 2 anaknya yang disimpan di kios pernah dicuri juga, dan seminggu sebelum perayaan tahun baru, Julio harus gigit jari karena harus kehilangan uang sebesar 500.000 rupiah yang ia taruh didalam dompet, yang ia letakkan di rak plastic di kamar depan di rumahnya. Teledor sekali Julio menaruh uang dan tidak kapoknya dia kehilangan uang. Harusnya dari seringnya kejadian-kejadian yang sebenarnya sudah bisa diduga siapa itu pelakunya, Julio bisa waspada dan hati-hati. Tapi ini tidak, mungkin karena faktor , masak sich saudara sendiri bisa setega itu dan faktor tuyul yang mungkin sedikit demi sedikit sudah melekat erat di pikirannya, hingga dia tidak berpikiran lebih jernih memahami persoalan dan menelaahnya lebih jauh lagi. Padahal uang tersebut ia persiapkan buat kebutuhan perayaan Idul Fitri di keluarga kecilnya!
Seminggu sesudah perayaan Idul Fitri, pagi hari Si Shelma keguguran dan suaminya si Mario merengek-rengek, berkali-kali telepon dan sms minta bantuan kepada Julio untuk biaya perawatan rumah sakit si Shelma. Julio datang menengok dan Mariopun tanpa berdosa minta tolong bantuan dana untuk biaya perawatan Shelma kepada Julio, dan seminggu kedepan akan dilunasi. Julio jawab tidak ada, tapi diusahakan akan minta bantuan kepada adiknya dan akan diantar nanti sore. Tapi si Shelma harus segera keluar dari rumah sakit dan tidak mungkin menunggu sampai sore menunggu dana dari adik Julio. Dengan kalang kabutnya Julio dan Sheila mencari bantuan uang kepada keluarga besar Mario, tapi mereka jawab tidak bisa membantu. Setelah kesana-kemari meminjam uang, akhirnya terkumpullah uang untuk menebus biaya obat dan perawatan si Shelma, karena yakin nanti sore uang pinjaman itu bisa dikembalikan. Bahkan di dalam ruang UGD, ketika Shelma yang masih tergolek lemas setelah dikiret, suaminya si Mario mengabarkan kalau Julio tidak punya uang yang bisa dipinjam , Si Shelma berujar dengan sinisnya, Julio pembohong, dia masih punya uang pesangon, uang pesangonnya masih banyak, dia tega kepada saudaranya! Tapi siapa sich, yang sebenarnya tega? Mario dan Shelma yang sering mengambil uang kakaknya, meski Julio belum cukup punya bukti yang kuat…..atau Julio dan Sheila? Jawaban Julio sebenarnya cukup beralasan, karena selama ini, sudah 10 tahun Mario dan Shelma berutang 6.000.000 rupiah kepadanya dan belum pernah sekalipun mengangsur. Kalau misal ditambah dengan uangnya yang sering hilang, yang mungkin diambil sama Mario dan Shelma, mungkin bisa lebih dari 6.000.000 rupiah?
Sore harinya Julia , adik Julio datang menepati janjinya sambil membawa uang 2.500.000 rupiah yang ia janjikan siang tadi. Diserahkan uang tersebut kepada Mario dan Shelma. Sebenarnya maksud kedatangan Julia ini tak lain adalah supaya menyakinkan Mario dan Shelma, bahwa uang pesangon Julio sudah habis. Karena Julia kasihan dengan abangnya si Julio yang masih selalu dianggap oleh Mario dan Shelma, mempunyai uang pesangon banyak dan tidak ada habisnya.
18 hari setelah Shelma adik iparnya keluar dari rumah sakit, Julio harus terpaksa merelakan kehilangan uangnya lagi untuk kesekian kalinya. Kali 100.000 rupiah raib dari kiosnya. Padahal sehari sebelumnya, uangnya sudah dihitung dan pas. Tetapi kenapa hari ini berkurang? Puncak kekesalan Julio makin menjadi. Yang terucap dari mulutnya pertama kali ketika uangnya berkurang 100.000 rupiah lagi, tega sekali ya, padahal 3 minggu yang lalu sudah ditolong dengan pontang-panting, sekarang kok masih tidak ada kapoknya mengambil uangku lagi! Keesokan harinya, dibukanya buku-buku catatan kiosnya yang masih ia simpan rapi dan diceknya satu persatu-satu. Dia mungkin sudah lebih dari 20 kali dalam 2 tahun terakhir ini, kehilangan uang dari bernominal 50.000 rupiah peso hingga 500.000 rupiah dan itu merupakan bukan jumlah yang sedikit buatnya dengan kondisi ekonominya saat ini.
Dari catatan yang ia buat, ia mendapatkan sebuah kesimpulan, sebenarnya yang membuatnya bingung dan tak habis pikir yaitu kenapa setiap uangnya hilang, disaat dia tidak ada di rumah dan saat tidak menjaga kiosnya. Dan hari ini juga, dia memang sedang tidak ada di rumah dan tidak menjaga kiosnya, karena sedang mengikuti test wawancara pekerjaan. Dan memang ternyata pula momen-momen yang menyertai peristiwa kehilangan uang disaat dia tidak ada dirumah dan tidak menjaga kiosnya. Di saat dia sedang berbelanja barang dagangan kiosnya, di saat dia pulang kampung, disaat sedang mengantar istrinya ke sebuah jalan raya yang dekat dengan trem yang akan membawa istrinya ke kampus, ketika dirinya sedang test lamaran kerja dan ketika memang dia teledor! Ya Julio sendiri, sebenarnya ceroboh dan teledor, kenapa menggabungkan kunci lemari rumah dan kunci tempat menaruh uang di kios menjadi satu dengan kunci pintu kios. Tentunya hal ini memudahkan bagi pelakunya, untuk mengambil uangnya tanpa ketahuan dirinya dan memanfaatkan kebodohan dirinya dan istrinya yang sudah mulai percaya dengan tuyul rekaan Mario. Dan untuk kejadian kali ini, Julio mulai menepiskan anggapan bahwa pelakunya adalah tuyul. Dan dia mulai perlahan-lahan mempercayai aroma magic yang dikabarkan orang tuanya dari kampung , yang ia terima ketika mengabarkan kehilangan uang 50.000 peso menjelang perayaan tahun baru bulan yang lalu. Orang tuanya di kampung memberikan gambaran bahwa yang selama ini sering mengambil uangnya yakni seorang perempuan yang bersama anak kecil sering main ke rumahnya. Siapa dia….tak lain dan tak bukan Si Shelma. Sebagai seorang saudara dan orang terdekat, Shelma bebas keluar masuk rumahnya. Dan orang lain tidak akan menaruh curiga dengan keberadaanya. Dan Shelmapun merasa yakin dengan kekuatan supranatural yang dimiliki Mario suaminya, bahwa aksinya selama ini tidak akan pernah diketahui dan dicurigai oleh Julio dan Sheila. Mereka berdua sudah yakin bahwa Julio dan Sheila sudah tertipu daya dengan tuyul rekaan Mario! Tapi nanti dulu….Julio yang jauh-jauh hari sebenarnya tidak yakin dengan keberadaan tuyul, ternyata mempunyai catatan-catatan rapi kegiatan kiosnya yang bisa bisa di nalar dan ditelaah akal sehat mengenai peristiwa yang sebenarnya terjadi sehubungan dengan kejadian kehilangan uang miliknya. Berarti, jangan-jangan selama ini yang sering mengambil uangnya, 3 tahun sebelumnya dirinya membuka usaha, pelakunya sama? Berarti pula hampir 5 tahun berjalan , tak terasa Julio dan Sheila hidup ditengah kebohongan yang dihembuskan orang terdekatnya, saudara ipar dan adik kandungnya sendiri. Mario dan Shelma mungkin telah tumbuh menjadi pribadi yang buta mata simpati dan buta mata empatinya, karena pengaruh kuat aroma magic yang dipunyai dan dipelajari Mario, sehingga mungkin menjauhkannya dari rasa takut dan takwanya kepada Sang Khalik, Sang Tuhan.
2 minggu kemudian setelah kehilangan uang yang terakhir ini , Julio berusaha menyakinkan Sheila istrinya, bahwa selama ini yang selalu meresahkan mereka berdua, yang selalu mengambil uang mereka adalah Shelma adik Sheila. Sheila awalnya tidak yakin dan tidak percaya, dan masih menganggap bahwa tuyul-lah pelakunya. Sheila tidak yakin adiknya akan setega itu dan sejahat itu. Dia masih percaya dengan adiknya dan dia masih sayang adiknya. Dan dia sebenarnya tidak terima ketika Julio mengatakan bahwa Shelma adalah pelakunya. Dan Juliopun hanya berujar semoga dugaannya salah, karena memang tidak ada bukti kuat dan memang Shelma tidak pernah kepergok ketika sedang mencuri uangnya. Tapi Julio tidak kehilangan akal, dia coba mengingatkan suatu peristiwa yang pernah ia ceritakan kepada istrinya. Bahwa dia pernah melihat Raul anak Mario dan Shelma yang masih duduk di taman kanak-kanak, sedang mengambil atau sedang mencuri beberapa pensil dagangannya di dalam kios miliknya, dan menyembunyikan di balik kaos dalamnya. Saat peristiwa itu terjadi, Raul tidak mengetahui kalau perbuatannya diketahui Julio, dan Julio memang sengaja membiarkan aksi tersebut berlangsung, dia ingin mengetahui reaksi Raul setelah melakukan aksinya. Ternyata Raul dengan ekspresi polosnya ketika ditanya Julio tadi sedang apa di dalam….Raulpun menjawab tidak sedang melakukan apa-apa??? Dari peristiwa ini, kalau dikaitkan dengan seringnya uang Julio hilang, mungkin bisa saja si Raul pernah melihat dan mengetahui dari Shelma mamanya, cara mencuri yang aman dan tidak ketahuan??? Dan untuk menyakinkan Sheila, akhirnya mau tidak mau, Julio membuka kabar yang berbau aroma magic dari kampungnya, bahwa yang selama ini mencuri uang mereka adalah seorang perempuan yang bersama anak kecil sering main ke rumahnya. Dan Sheilapun lemas tak berdaya, tega ya dikau adikku!! Sekolah aku biayai, nikah aku bantu, kelahiran anaknya aku bantu, Mario dulu waktu belum jadi suaminya aku pinjami uang untuk angsuran motor meski akhirnya motornya ditarik juga sama dealer, dan setelah Mario kena phk, aku bantu pinjaman lunak untuk beli motor meski motor tersebut digadaikan lagi olehnya, buat biaya pindah rumah kontrakan aku kasih pinjaman, anaknya sering berobat aku kasih uang dan waktu keguguran dan harus dikiret, dan ketika keluarga besar suaminya masa bodoh aku bantu pinjami uang buat biaya rumah sakitnya??? Kok tega-teganya,kebangetan dan sejahat itu! Dan belum habis diingatan Sheila, ketika Shelma dan Mario merengek-rengek minta pinjaman uang, agar bisa segera keluar dari rumah sakit! Kalau sekali dua kali tidak masalah, tapi ini sudah puluhan kali! Dan selama ini pula, setiap bertatap muka, setiap berbincang, seolah-olah Mario dan Shelma tidak pernah merasa berdosa, tidak pernah merasa mempunyai rasa bersalah dan tidak pernah merasa malu. Oh alangkah dahsyatnya mereka menyimpan perbuatan jahat kepada saudaranya. Berarti yang mengambil uang tabungan 2 anakku juga dia! Tega ya, uang keponakan sendiri juga diambil!
Julio dan Sheila hanya pasrah. Juliopun kemudian merapikan system penyimpan uang miliknya. Dan semenjak kejadian itu dia dan Sheila membrain wash sendiri, untuk waspada dan hati-hati menaruh dompet dan kunci tempat menyimpan uang. Tetapi tetap saja mereka was was, karena pelaku kejahatan selalu mengintai mereka, karena memang ada di dekat mereka. Dan pastinya pelaku kejahatan itu selalu menunggu kelengahan dan keteledoran Julio dan Sheila! Dan semenjak itu pula, Sheila tidak menceritakan kejadian kehilangan uangnya yang terakhir itu, kepada orang tuanya, Mario dan Shelma. Lebih baik diam, seolah tidak terjadi apa-apa. Karena percuma saja menceritakan kejadian kehilangan uang yang menimpa dirinya, kalau nantinya dijawab pasti yang mengambil tuyul rekaan Mario.
Apakah selama ini Shelma dan Mario, kalau memang mereka pelakunya, sengaja mengambil uang Julio dan Sheila untuk menutupi kebutuhan hidupnya? Julio dan Sheila tidak bisa menjawab, kalau memang untuk menutupi kebutuhan hidup, mungkin ya, karena kenyataannya Mario sendiri sekarang lebih banyak menganggur, lebih banyak di rumah dan tidak mempunyai pekerjaan tetap. Atau mereka memang sengaja “mengerjain” Julio dan Sheila habis-habisan, karena mereka mungkin menganggap Julio dan Sheila sekarang pelit. Tapi bukankah Shelma punya Mario sebagai suaminya, biarlah dia yang gigih mencari nafkah dan jangan mengandalkan bantuan saudara-saudaranya! Dan kalaupun sengaja “mengerjain” Julio dan Shelma kenapa sampai puluhan kali? Berbagai pertanyaan-pertanyaan menggelayut di pikiran Julio dan Sheila, dan tak ada satupun yang bisa dijawabnya, hingga membuatnya pusing. Ok, kita stop pertanyaan-pertanyaan itu sampai disini, dan tak ada gunanya kita bertanya sendiri dan kemudian kita jawab sendiri tanpa kepastian, ujar Julio suatu ketika. Pertanyaan-pertanyaan itu justru membuat pikiran kita tersandera! Dan tak berguna! Ayo kita pikirkan langkah-langkah berikutnya, kita akhiri usaha ini…..Tapi Julio….Sheila perhatian kita untuk usaha ini sudah menguras tenaga, pikiran, waktu serta hati …..apakah kita masih mempertahankannya? Ok lah, mungkin kita gagal diusaha ini, siapa tahu kita bisa berhasil di usaha yang lain, asal mau mencobanya! Dan jangan menunggu esok, sekarang juga kita bangun niatan kita untuk memperbaiki keadaan ekonomi kita lebih baik lagi! Dan usaha lama ini tidak bisa terus menerus kita pertahankan!
Di sebuah rumah kontrakan, Mario dan Shelma sedang berbincang-bincang serius. Mario, apakah kira-kira Julio dan Sheila mengetahui aksi-aksi kita mengambil uang miliknya selama ini. Jangan kuatir dan jangan takut Shelma, kekuatan magic kita lebih ampuh dan dahsyat dibandingkan kekuatan magic yang dibawa Julio dari kampungnya sekalipun. Percayalah dengan kekuatan magic yang aku miliki. Julio serta Sheila sudah percaya 100% dengan cerita tuyul rekaanku. Tapi Mario….Sudahlah Shelma tenang saja, bertindaklah biasa saja ketika berhadapan dengan Julio maupun Sheila. Mereka tidak akan curiga! Mereka akan selalu iba dan kasihan dengan kondisi kita! Dan utang-utang kita selama ini dengan Julio dan Sheila, bagaimana Mario? Tenang saja Shelma, jangan terlalu kau risaukan utang-utang kita selama ini, karena aku punya rencana lain yang lebih dahsyat, kita akan kuasai rumah mereka beserta hartanya, sebelum uang pesangonnya habis! Ternyata tak disangka, Mario dan Shelma telah mempunyai rencana yang lebih jahat terhadap Julio dan Shelma.
Julio sudah mengutarakan niatnya kepada mertuanya,mengenai rencananya pulang kampung dan beralih usaha . Sheilapun sudah mantap mendukung rencana Julio tersebut. Dan merekapun hingga detik ini, setelah kejadian kehilangan uang mereka yang terakhir, belum pernah dan tidak akan lagi menceritakan hal tersebut kepada orang tua Sheila, Mario dan Shelma. Mario dan Shelma, mendengar rencana kepulangan kampung Julio dan Sheila. Mereka merasa sudah saatnya rencana jahat itu dijalankan. Dan keesokan harinya, Julio terkapar dengan mulut berbusa, Sheila bingung dan shock. Mario dan Shelma segera datang menolong, tanpa diketahui oleh orang tua Sheila,Shelma dan tetangganya. Dalam suasana berkabung dan berduka, kesempatan ini dimanfaatkan Mario dan Shelma untuk mencuci otaknya Sheila mengenai hal-hal ghaib yang tak dapat dicerna lagi oleh Sheila. Dalam kondisi tak sadar dibawah pengaruh magic Mario, Sheila membubuhkan tanda tangannya penghibahan warisan rumah dan harta bendanya kepada Mario dan Shelma, tanpa sepengetahuan orang lain. Dan mereka dengan liciknya telah memalsukan tanda tangan saksi-saksi. Dan belum genap tujuh hari dikuburnya Julio, Sheila yang dirundung kesedihan mendalam atas kepergian Julio akhirnya menyusul Julio ke alam baka. Dalam kebingungan yang mendalam yang dialami 2 anak Julio dan Sheila karena kehilangan kedua orang tua mereka dalam waktu yang berdekatan , datanglah Julia adik mendiang Julio, sebagai dewi penyelamat bagi mereka. Waktupun berjalan, akhirnya Julia menyadari bahwa rumah mendiang Julio dan Sheila, yang seharusnya menjadi hak kedua anaknya, ternyata telah dijual oleh Mario dan Shelma. Julia pasrah dan menangis mendekap kedua keponakannya. Semoga Tuhan memberikan jalan yang terbaik buat kedua anak ini, dan semoga aku diberi kekuatan untuk selalu terus menjaganya dan merawatnya!
Sumber:http://www.cinta.net/masihkah-sayang-masihkah-percaya/